Kamis, 17 Mei 2012

Disambar Petir, Sebuah Rumah Porak Poranda


  •  Kerugian Mencapai Rp40 juta
Penukal [Pali Post] – Entah berfirasat apa, Ujang (32), tak pernah menduga, tiba-tiba saja ia dan keluarganya kedatangan tamu yang sama sekali tak diinginkan mereka. Malam itu, Selasa (02/5) lalu, rumah yang ia dan keluarganya huni dihantam petir dengan skala besar. Tak ayal, hal itu meluluh lantakkan kediaman mereka.
                Paginya, menurut tetangga korban, Nurdin (32) yang tinggal di Kampung III Desa Purun Kecamatan Penukal, musibah itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIBB. Saat Ujang dan keluarganya sedang berada di kamar masing-masing, beristirahat. Sedang diluar rumah mereka, angin bertiup kencang disertai guruh dan kilat yang menerangi langit.
                Tiba-tiba petir besar menghantam ruang tamu, persis di bagian tengah rumah pria yang beranak dua itu. Atas kejadian itu, genteng rumahnya berhamburan dan beberapa alat eletronik terbakar. Diperkirakan kerugian mencapai Rp40 juta.
                Setelah didokumentasikan untuk laporan pada Dinas Sosial Kabupaten Muara Enim, secara bahu membahu, beberapa warga memperbaiki beberapa bagian rumah tersebut, sehingga bisa ditempati kembali keluarga korban, yang sempat mengungsi sementara ke rumah tetangganya.
Beberapa hari setelahnya, Adianto, Kepala Desa Purun kepada Pali Post mengemukakan, bahwa hingga saat ini, Dinas Sosial Kabupaten Muara Enim sudah menggulirkan bantuan kepada keluarga korban, berupa sembako dan peralatan rumah tangga, senilai lebih dari Rp2,5 juta.
“Kepala Dinas Sosial, Drs Teguh Jaya MM sudah turun kelapangan langsung, untuk mengecek rumah korban, dan juga memberikan bantuan,” Ujar Kades.
Sebagai bentuk ucap syukur, karena musibah tersebut tak sampai mengancam keselamatan keluarganya dan merenggut korban jiwa, pada Kamis (10/5), Ujang pun menggelar sholat jamaah Magrib dan Yassinan di kediamannya.
Mengutip petuah seorang ustadz ; Allah tak akan menguji hambanya, melebihi batas kemampuannya. Tentu ada makna disetiap musibah yang terjadi pada kehidupan kita. Allahu’alam Bishawab.[DW] 

Sudah Banyak Gelontorkan CSR

  •  ADERA keluhkan Gangguan di Area Operasional
Abab [Pali Post] - Sebagai salah satu perusahaan migas yang beroperasi di wilayah Kecamatan Abab, Tanah Abang dan juga Penukal, PT Pertamina EP Ubep Adera sudah merasa sadar diri, untuk menunaikan kewajibannya, dengan merealisasikan dana Coorporate Social Resposibility (CSR), terutama di ring I operasi mereka.
Namun ternyata, hal ini mungkin saja masih dirasa belum cukup, terutama bagi beberapa oknum warga desa di sekitar wilayah operasi perusahaan. Setidaknya hingga saat ini, masih saja ada gangguan yang menghambat kelancaran aktivitas Adera.
Menurut Uswendi, humas PT Pertamina EP Ubep Adera pada Pali Post baru-baru ini, mereka tak habis pikir, bantuan yang digulirkan sebagai tanggung jawab social perusahaan sudah banyak digelontorkan, terutama untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Namun hingga kini, mobilitas armada perusahaan masih saja sering terhambat di lapangan.
“Kami berharap masyarakat berlaku bijak dan mau saling membantu, bukan menghambat kegiatan perusahaan, yang bisa berimplikasi pada menurunnya produksi, yang tentu akan mempengaruhi lifting (bagi hasil,red) pada pemerintah,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa laba yang disetor pada pemerintah, salah satunya untuk mendukung percepatan pembangunan di daerah. Lebih lanjut pemerintah yang memegang peranan dalam penyalurannya. Diharapkan akan tercipta kesejahteraan masyarakat, termasuk di daerah penghasil migas.
“Secara langsung kami sudah banyak membantu masyarakat, terutama berupa pembangunan dan perbaikan infrastruktur, termasuk pemberdayaan. Oleh karenanya kami juga mohon imbal balik dari warga dengan meminimalisir gangguan di lapangan,” pungkas pria asal Desa Raja Kecamatan Tanah Abang ini lugas.[DW]

Tiga Kecamatan Akan Dimekarkan


Muara Enim [Pali Post] - Guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Pemkab Muara Enim akan memekarkan 3 kecamatan. Soalnya wilayah tiga kecamatan yang akan dimekarkan itu terlalu luas dan telah memenuhi persyaratan.
Rancangan Peraturan Daerah (Perda) pemekaran kecamatan itu telah disampaikan ke Badan Legislasi (Baleg) DPRD Muara Enim untuk dilakukan pembahasan. Raperda itu akan dibahas bersama 24 Raperda lainnya dalam program Badan Legislasi.
Raperda pemekaran kecamatan itu disampaikan Ketua Baleg DPRD Muara Enim, Faizal Anwar SE, dalam rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD, M Thamrin AZ SH belum lama ini.
Dalam paripurna itu, Ketua Baleg mengatakan, Kecamatan yang akan dimekarkan yakni Kecamatan Belimbing yang semula merupakan bagian Kecamatan Gunung Megang. Kemudian Kecamatan Lubai Ulu yang semula bagian dari Kecamatan Lubai dan Kecamatan Belida Darat yang semula bagian dari Kecamatan Lembak.
”Pemekaran tiga kecamatan ini untuk memperlancar tugas-tugas pelayanan di bidang pemerintahan. Selain itu untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk,” jelas Faizal. (am)

Janji Bupati Belum ditepati, Warga Kecewa

Penukal Utara [Pali Post] - Beberapa warga Desa Prabu Menang Kecamatan Penukal Utara, yang pernah diterpa musibah puting beliung, pada tahun 2010 silam, mengungkapkan kekecewaannya pada Pali Post, belum lama ini.
    Mereka berujar, bahwa musibah tersebut telah mengakibatkan balai desa kebanggaan mereka, dan pusat kegiatan desa luluh lantak, dengan atap yang menaunginya roboh, dan hancur berkeping-keping.
    Sedang pemerintahan Kabupaten Muara Enim, melalui Bupati Ir Muzakir Sai Sohar, pernah berjanji untuk memperbaikinya, namun hingga kini belum direalisasikan.
    Sebenarnya kekecewaan mereka cukup beralasan. Sebab, menurut Kepala Desa Prabu Menang, Abul Rustoni, usulan untuk perbaikan kembali balai desa mereka tersebut, sudah berkali-kali disampaikan.
       Bukan saja hanya berharap pada i'tikat baik bupati, melainkan juga diusulkan pada saat Musrenbang di kecamatan, maupun di tingkat kabupaten.
    “Ke depan kami masih menaruh harapan, kiranya pada ABT (Anggaran Belanja Tambahan,red) di tahun 2012 ini, balai desa kami bisa mempunyai atap,” ujar kades sungguh-sungguh, sambil menambahkan bahwa saat ini dilokasi balai tersebut, digunakan warga untuk berjualan pecel lele.

Dana bantuan  Masjid At-Taubah Simpang Raja pun masih diharapkan
    Tak hanya itu, beberapa warga Simpang Raja, Kelurahan Handayani Mulya Kecamatan Talang Ubi, pun menyampaikan hal sama. Pada kesempatan terpisah, mereka menyatakan, bahwa mereka pernah menyampaikan proposal pada bupati Muara Enim, selain ditujukan pada beberapa perusahaan swasta di area Pendopo, yang berisi permohonan bantuan pembangunan Masjid At-Taubah Simpang Raja.
    “Pada saat panitia menyampaikan proposal ke bupati, beliau menyanggupi dan berjanji akan membantu dana sebesar Rp15jt yang akan diserahkan bersamaan dengan acara peresmian SMP Negeri Agro. Kenyataannya pada saat acara peresmian SMP Negeri Agro tersebut, Bupati hanya memberikan bantuan kepada panitia pembangunan Masjid Nurul Hudda, Talang Pipa Pendopo. Padahal para tokoh masyarakat dan masyarakat awam dari Simpang Raja rela berduyun-duyun datang ke acara tersebut, dengan harapan permohonan mereka terpenuhi.
    Atas kejadian tersebut, tak urung beberapa masyarakat mempunyai pandangan yang berbeda, karena menurut mereka bupati tidak komit dengan janji kepada masyarakat.[PL]

SPBU Kepur diduga Timbun BBM

  • Jam 9.00 WIB Pagi Sudah Habis

     Muara Enim [Pali Post] - Batal nya kenaikan BBM, Bukan berarti persediaan BBM di SPBU di jamin Pemerintah, justru sebaliknya pembatalan kenaikan BBM membuat persediaan BBM semakin langkah, dan hampr setiap hari antrian panjang terjadi di 2 SPBU yang ada di Kota Muara Enim dan anehnya antrian pengisisan BBM DI SPBU tersebut tidak berlangsung lama karena BBM di SPBU itu keburu habis.
    Misalnya dari pantauan Koran ini (9/5) di SPBU Kepur muara enim,dalam waktu  sekitar 4 jam persediaan bensin di SPBU ini sudah habis, yang terpaksa mengentikan aktivitas pengisian bensin di SPBU ini, sementara antrian warga yang mau mengisi bahan bakar bensin masih sangat panjang. Hal ini sangatlah mengecewakan warga yang harus terpaksa pulang dengan tidak mendapatkan bahan bakar untuk kenderaannya.
    “Tidak mungkinlah SPBU sebesar ini begitu cepat habis bahan bakar bensinnya,” cetus salah seorang warga pengendara sepeda motor yang merasa sangat kecewa karena dalam waktu yang relatif singkat bensin di SPBU Kepur ini sudah habis.
    Sementara katanya lagi “bahwa sepengetahuan saya SPBU sebesar ini mendapat jatah pemasokan BBM dari Pertamina sebanyk 8000 liter, madai dalam beberapa jam sudah habis, tidak masuk akal, ada dugaan kalau di SPBU Kepur ini BBM nya di timbun untuk di jual ke fihak lain dengan harga yang cukup mahal”, kata Ali (30 th) kesal.
    Ditambahkan nya lagi"saya sudah menunggu sejak dari awal SPBU ini buka dan ada sekitar 300 unit kenderaan besar dan kecil yang melakukan pengisian BBM bensin,namun belum juga selasai kenderaan itu mengisi BBM bensin, eh sudah habis "pungkas nya sambil kecewa
    Hal senada juga yang dilontarkan mamat sopir angkutan desa yang semenjak subuh tadi mengantre untuk mengisi BBM Solar namun kira kira hanya 4 kenderaan yang berada didepan kenderaan nya" kembali kios ini tidak bisa mengisi kenderaan mereka yang sudah lama menunggu itu"ai...pak dak mungkin kios tersebut cepat nian abes....!.padahal kami sudah lama menunggu"inilah yang aneh pak"cetus mamat dengan nada kesal.
    Sementara itu pemilik SPBU Kepur saat di dikonfirmasikan tidak ada di tempat.[Ab]

Jumat, 01 Juli 2011

Tidak ketahui lahannya sudah terkena Penggusuran PT Servo Lintas Raya Warga Harapan Jaya Permasalahkan Ganti Rugi


Dumyati, warga pemilih lahan yang belum diganti rugi
Tanah Abang [Pali Post] - Dumyati (42) warga Desa Harapan Jaya Kecamatan Tanah Abang, Sabtu (9/6) melapor pada Kepala Desa Harapan Jaya Awardi, bahwa ternyata lahan kebunnya termasuk juga dalam lahan yang digarap PT Servo Lintas Raya (SLR) untuk jalan angkutan batubara di areal desanya. Dumyati mempermasalahkan ganti rugi yang belum diterimanya, mengingat lahannya tersebut sudah dilakukan pembersihan oleh excavator milik PT SLR, dan hingga kini ia belum menerima ganti rugi yang ditetapkan sebesar Rp 4 ribu per meter persegi ditambah ganti rugi tanam tumbuh, sedang lahan lain sudah menerima semua.
   Atas laporan Dumyati Kades Harapan Jaya pun melayangkan surat pemberitahuan complain pada PT SLR, dan ditanggapi oleh PT SLR dengan menurunkan pegawainya untuk melakukan survei ulang.
    Menurut Dumyati, jangankan menerima ganti rugi, ia bahkan tidak mengetahui kalau lahan kebunnya seluas 396 m² termasuk dalam lintasan jalan PT SLR. Sedang di peta yang pernah ia amati beberapa waktu lalu, kebunnya tidak termasuk dalam lintasan jalan tersebut.
    “Pada peta yang pernah saya amati, lahan saya tidak termasuk (dalam lintasan). Namun kini kok tiba-tiba ternyata kebun saya tersebut sudah bersih didorong excavator PT SLR,” ujar Dumyati yang mengaku jarang menengok kebunnya tersebut.
    Kini ia bersikukuh menuntut PT SLR membayar ganti rugi lahan dan tanam tumbuhnya tersebut, dan jika tidak, ia mengancam akan melakukan penyetopan alat PT SLR yang akan melanjutkan pembersihan lintasan jalan di lahannya itu.
    Komeng (28), petugas yang diturunkan PT SLR untuk mensurvei kembali kebenaran posisi lahan tersebut, mengatakan bahwa ia akan melaporkan pada atasannya terkait hal tersebut, sehingga akan diperoleh solusi terbaik.
  “Kita akan mensurvei kembali, jika ada warga yang mengklaim ada lahannya yang termasuk dalam penggusuran, dan mengaku belum menerima ganti rugi,” ujarnya pada Pali Post, sesaat sebelum melakukan survei ke lapangan.
    Namun ia menambahkan, bahwa ia hanya ditugaskan untuk menghimpun permasalahan di lapangan, dan tidak berkompeten untuk menentukan keputusan atas hal tersebut.
    “Saya akan membuat BAP (Berita Acara Pemeriksaan) lapangan, dan melaporkan pada perusahaan, dan mungkin perusahaan akan berkoordinasi dengan Pemkab Muaraenim untuk menyelesaikan permasalahan ini. Jadi ada prosedurnya, apalagi ini kan sudah melalui tahap-tahap sosialisasi dan pengukuran. Sebenarnya disesalkan pak Dumyati baru mempermasalahkan saat ini, prosesnya kan sudah berlangsung dari tahun kemaren,” ujar Komeng
    Menurut Kades Harapan Jaya Awardi, besar kemungkinan lahan Dumyati termasuk pada lahan atas nama Rasman, warga Desa Curup Kecamatan Tanah Abang. Apalagi kalau diamati di peta milik PT SLR, lahan milik Rasman seluas 3827 m² meliputi juga areal kebun Dumyati, dan kini proses ganti rugi Rasman sudah selesai.
    “Kemungkinan lahan tersebut masuk dalam milik Rasman, namun bagaimanapun hal ini tetap harus diurus, dan dicari solusi terbaik,” ujar Awardi saat survei di lahan Dumyati.
    Sedang Rasman, yang juga ikut survei ulang, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui kalau kebun Dumyati juga masuk dalam lahan atas namanya, karena ia tidak ikut saat survei pertama.
    “Saya hanya terima bersih, jadi tidak mengetahui kalau ada lahan orang masuk juga dalam lahan atas nama saya, sedang saat pengukuran dan survei pertama saya tidak ikut” tuturnya.
    Bagaimana pun, menurut Dumyati yang didampingi Arman, ketua LSM GEMPITA, mereka tidak mau tahu siapa yang salah dalam hal ini, yang pasti PT SLR harus mengambil kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan ini, karena ia sudah dirugikan.
    “Kalau tidak perlu dilahan saya, jalannya jangan melintas di sini. Kembalikan saja kebun saya seperti semula,” ujarnya sambil menunjuk kebunnya yang sudah rata dengan tanah.
     Lebih lanjut, Arman ketua LSM GEMPITA yang dikuasakan Dumyati untuk mengurus persoalan ini, berharap agar kiranya PT SLR bisa menyelesaikan sesegera mungkin ganti rugi kebun Dumyati tersebut, apalagi PT SLR kejar target harus selesai pada bulan September ini, dan jika tidak segera diselesaikan tentunya masalah ini akan menghambat percepatan penyelesaian jalan yang dikhususkan untuk jalur transportasi angkutan batubara tersebut.[703]
© CV. PALI Intermedia